Bagi kebanyakan pengguna komputer pribadi, prosesor selalu identik dengan Intel. Meskipun ada merek prosesor lain yang juga cukup dikenal seperti AMD dan VIA. Merek-merek tersebut biasanya kompatibel dengan prosesor Intel.
Namun, pada prinsipnya tidak ada keharusan bagi pembuat komputer pribadi untuk menggunakan arsitektur Intel. Pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an, komputer yang menggunakan prosesor non-Intel cukup berkembang.
Selain IBM PC dan merek komputer seperti Atari dan Apple. Namun, memasuki abad ke-21, prosesor arsitektur non-Intel yang dipakai untuk komputer pribadi hanyalah PowerPC, yang digunakan oleh Apple. Pemakaian itu pun berakhir pada 2005 pada saat Apple beralih ke prosesor Intel.
Meskipun ada sebagian model server yang menggunakan prosesor AMD Opteron, SPARC masih menjadi andalan Sun. Intel sendiri juga mempunyai arsitektur lain yang diberi nama Itanium.
Meskipun punya kompatibilitas dengan x86, Itanium merupakan arsitektur yang cukup berbeda dengan x86. Kebanyakan arsitektur prosesor lain ini digunakan untuk server dan workstation, yang jarang dijamah oleh konsumen.
Arsitektur prosesor yang sebenarnya lebih banyak ditemukan di tangan pengguna adalah arsitektur ARM. Namun, tidak seperti pada PC, server atau workstation, jarang yang memandang produk yang ditenagai oleh prosesor yang dirancang oleh ARM Holdings ini sebagai komputer. Masalahnya memang karena kebanyakan dijual sebagai ponsel pintar, pemutar MP3, atau pembaca buku elektronik (e-book reader).
Berbeda dengan prosesor lainnya yang lebih mengutamakan kecepatan dan kinerja, ARM sangat menekankan efisiensi penggunaan daya. Karena itu tenaga prosesor ARM sendiri biasanya rendah, dengan clockspeed yang jarang mencapai angka 1GHz.
Namun agaknya ARM Holdings tidak puas berkutat di relungnya sendiri. Beberapa perusahaan pelisensi ARM Holdings seperti Freescale dan Qualcomm mempromosikan konsep netbook yang diotaki oleh model prosesor ARM.
Mengingat reputasi arsitektur ARM di relung prosesor peranti genggam, usaha membidik netbook bisa dipahami. Namun, Vice President Amazon James Hamilton mengemukakan ide yang lebih radikal: menggunakan ARM untuk server.
Hamilton yang membawahi Amazon Web Services ini dalam posting di blog-nya awal September mendeskripsikan server web dengan prosesor ARM dari Marvell.
Hamilton berpendapat bahwa ARM unggul dalam kerja per dolar dan kerja per joule (satuan energi). Perusahaan seperti Amazon, yang memiliki banyak sekali server, memang menuntut perangkat yang hemat energi.
Seolah-olah menjawab permintaan Hamilton, pertengahan September ARM mengumumkan rancangan yang lebih sesuai buat server. Rancangan ini memungkinkan prosesor 4 inti, dan dengan clockspeed hingga 2 GHz.
Intel: x86 untuk semua
Sebaliknya Intel pun tak tinggal diam. Apabila ARM Holdings dan para pelisensinya berniat merangsek ke pasar netbook atau server, Intel mengincar pasar peranti embedded yang selama ini dirajai oleh ARM.
Dalam Intel Development Forum yang berlangsung di San Francisco baru-baru ini, para petinggi Intel mengutarakan visi mereka tentang komputasi yang diotaki oleh prosesor arsitektur Intel (x86) mulai dari mesin yang paling besar sampai peranti genggam.
Dengan memperkenalkan model prosesor Pentium M, Intel berhasil menguasai pasaran prosesor untuk komputer jinjing (laptop) dengan cukup meyakinkan.
Komputasi bergerak yang kerap kali menuntut penggunaan tanpa adanya pasokan listrik AC memang lebih mengutamakan cara menghemat baterai tanpa mengurangi daya komputasi prosesor.
Kesuksesan Intel di komputer jinjing ini berlanjut pada peranti netbook. Peranti mini laptop ini pada awalnya tidaklah menggunakan prosesor khusus.
Agaknya kesuksesan di pasar komputasi bergerak ini menyemangati Intel untuk terus bergerak mendominasi sistem yang mungil lagi, yaitu peranti SoC (system-on-chips). SoC banyak ditemukan pada ponsel, dan pada saat ini didominasi oleh arsitektur ARM.
Kunci agar Intel dapat mencapai ini agaknya adalah teknologi proses yang semakin mampu memampatkan lebih banyak transistor dalam keping silikon. Paul Otellini memamerkan chip 32nm, dan menurutnya pada saat ini Intel bekerja keras mengembangkan teknologi 22nm.
Sebagai perusahaan chip raksasa, kemampuan Intel untuk meningkatkan teknologi proses tidak diragukan lagi. Namun, dengan banyaknya pelisensi dan produk yang sudah beredar, ARM Holdings juga tidak dapat diremehkan. Mampukah ARM merebut tempat di pasar server dan netbook? Mampukah Intel mampu masuk di semua relung
sumber : http://web.bisnis.com
Intel vs ARM Menantang dominasi prosesor x86
Diposting oleh
athree.comp
on Jumat, 02 Oktober 2009
Label:
berita
0 komentar:
Posting Komentar